Survei SMRC: Kinerja Jokowi Dinilai Memuaskan Tapi Tak Berarti Harus Terus Berkuasa

Avatar photo

- Pewarta

Kamis, 29 Desember 2022 - 14:23 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Presiden Jokowi dan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia. (Instagram.com/@bahlillahadalia)

Presiden Jokowi dan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia. (Instagram.com/@bahlillahadalia)

HALLOUPDATE.COM – Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan fenomena yang menarik karena di satu sisi rakyat menyatakan puas dan memuji kinerja Presiden Jokowi.

Yuks, dukung promosi kota/kabupaten Anda di media online ini dengan bikin konten artikel dan cerita seputar sejarah, asal-usul kota, tempat wisata, kuliner tradisional, dan hal menarik lainnya. Kirim lewat WA Center: 087815557788.

Namun di sisi lain prosedur pemilu, demokrasi, dan pembatasan kekuasaan dipegang pula oleh masyarakat.

“Itu artinya kalau Pak Jokowi bagus kinerjanya, ya (rakyat) terima, ya itu bagus memang tapi tidak berarti harus terus berkuasa,” katanya

Pendiri SMRC Saiful Mujani menyebut berdasarkan data survei yang dilakukan sejak tahun 2015 hingga 2022 tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Jokowi cenderung menguat pada angka rata-rata 70 persen.

Adapun survei terakhir SMRC yang dilakukan Desember 2022 tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Jokowi berada pada angka 74,2 persen.

“Kita konsisten mendapatkan respons pada angka di atas 70 persen,” kata Saiful dalam program bertajuk “Kinerja Presiden dan Penundaan Pemilu” yang disiarkan di kanal YouTube SMRC TV, dipantau dari Jakarta, Kamis.

Meski mendapat approval rating yang tinggi, mayoritas publik ingin tetap mempertahankan ketentuan masa jabatan presiden hanya dua periode dan masing-masing selama lima tahun.

“Dalam empat kali survei tersebut, rata-rata 77 persen publik yang ingin ketentuan itu dipertahankan, sementara yang ingin mengubahnya hanya 13 persen,” ujarnya.

Ia menyebut bahwa dari rata-rata 13 persen yang ingin perubahan ketentuan masa jabatan presiden, ternyata ada rata-rata 43 persen yang menyatakan agar ketentuan masa jabatan presiden diubah menjadi satu kali saja selama lima tahun.

Kemudian, lanjut dia, yang menyatakan ingin ketentuan masa jabatan presiden diubah menjadi satu kali selama delapan tahun sebanyak tujuh persen.

Dan menyatakan ingin ketentuan masa jabatan presiden diubah menjadi satu kali selama 10 tahun sebanyak empat persen.

“Mayoritas dari itu menginginkan agar peraturan itu (masa jabatan presiden) dipersempit bukan ditambah lebih dari dua kali.”

“Malah dikurangi menjadi hanya satu kali atau satu kali selama lima tahun, delapan tahun atau sepuluh tahun,” ucapnya.

Adapun sisanya, ujar dia, yang menyatakan ingin ketentuan masa jabatan presiden diubah menjadi tiga kali dengan masing-masing lima tahun sebanyak 27 persen.

Menyatakan ingin ketentuan masa jabatan presiden boleh lebih dari tiga kali dengan masing-masing lima tahun sebanyak 17 persen.

Sedangkan dua persen lainnya menyatakan tidak tahu/tidak jawab.***

Berita Terkait

PDI Perjuangan Ungkap Alasan Megawati Soekarnoputri Bersedia Bertemu dengan Prabowo Subianto
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto Tak Ditahan Usai Diperiksa KPK Hampir 3,5 Jam Sebagai Tersangka
Diminta Incar Kasus-kasus Korupsi Besar, KPK Tanggapi Kritik Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri
KPK akan Cari Semua Pihak yang Terlibat, Ada yang Sebut Harun Masiku Sudah Berganti Kewarganegaraan
Jokowi Tanggapi Soal Ambang Batas Minimal Persentase Pengusulan Pasangan Capres dan Wapres
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Diperiksa KPK Hari Ini, Terkait Kasus Penyuapan dan Obstruction of Justice
Heri Gunawan dari Gerindra dan Satori dari NasDem Diperiksa di Kantor Komisi Pemberantasan Korupsi
Pernyataan Mantan Menko Polhukam Mahfud MD Soal Wacana Koruptor Tobat Ditanggapi Gerindra
Berita ini 4 kali dibaca
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.

Berita Terkait

Kamis, 16 Januari 2025 - 07:37 WIB

PDI Perjuangan Ungkap Alasan Megawati Soekarnoputri Bersedia Bertemu dengan Prabowo Subianto

Sabtu, 11 Januari 2025 - 12:28 WIB

Diminta Incar Kasus-kasus Korupsi Besar, KPK Tanggapi Kritik Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri

Kamis, 9 Januari 2025 - 08:53 WIB

KPK akan Cari Semua Pihak yang Terlibat, Ada yang Sebut Harun Masiku Sudah Berganti Kewarganegaraan

Senin, 6 Januari 2025 - 15:28 WIB

Jokowi Tanggapi Soal Ambang Batas Minimal Persentase Pengusulan Pasangan Capres dan Wapres

Senin, 6 Januari 2025 - 11:51 WIB

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Diperiksa KPK Hari Ini, Terkait Kasus Penyuapan dan Obstruction of Justice

Sabtu, 28 Desember 2024 - 15:26 WIB

Heri Gunawan dari Gerindra dan Satori dari NasDem Diperiksa di Kantor Komisi Pemberantasan Korupsi

Sabtu, 28 Desember 2024 - 11:21 WIB

Pernyataan Mantan Menko Polhukam Mahfud MD Soal Wacana Koruptor Tobat Ditanggapi Gerindra

Kamis, 26 Desember 2024 - 13:48 WIB

Lakukan Pencekalan Mantan Menkumham Yasonna Laoly ke Luar Negeri, PDIP Persoalkan Tindakan KPK

Berita Terbaru