Oleh: Achmad Nur Hidayat, Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute
HALLOUPDATE.COM – Pada hari Rabu Pon kemarin mata publik terfokus pada kemungkinan terjadinya reshufle.
Rabu pon menjadi hari yang ditandai oleh publik sebagai suatu kebiasaan presiden Jokowi sebagai waktu yang dipilih untuk melakukan reshufle kabinet.
Faktanya Rabu Pon kemarin tidak ada reshuffle kabinet. Presiden Jokowi sudah tepat tidak jadi mereshuffle.
Baca Juga:
Jika jadi mereshuffle maka akan ada beberapa dampak yang tidak menguntungkan bagi pemerintahan Jokowi.
Sebelum ada isu reshuffle, ada pertemuan Surya Paloh dengan Jokowi, dimana Surya Paloh dalam konfrensi pers mengatakan bahwa itu pertemuan biasa saja d
Dan keberadaan partai Nasdem sampai saat ini masih bagian yang tidak terlepaskan dari maju mundurnya dari jalannya administratif pemerintahan di bawah kepemimpinan Jokowi.
Menurut Surya Paloj pemerintahan ini adalah pemerintahan yang wajib hukumnya bagi Nasdem untuk menuntaskan roda administratif pemerintahan secara baik dan sukses sampai akhir masa jabatan.
Baca Juga:
Begini Respons Partai NasDem, Jika Presiden Jokowi Lakukan Reshuffle Kabinet Terhadap Kadernya
Begini Respons Prabowo Subianto, Jika Diduetkan dengan Anies Baswedan di Pilpres 2024
Presiden Jokowi Diprediksi akan Lakukan Reshuffle Kabinet pada 8 Maret 2023 atau 12 April 2023
Surya Paloh sayang sama Pak Jokowi, namun rasa sayangnya hanya sampai Oktober 2024. Karena Nasdem dan Surya Paloh ingin 2024-2029, Anies Baswedanlah Presidennya.
Perjuangannya terhadap Anies Baswedan tersebut yang kemudian menjadi isu bahwa Menteri Nasdem akan direshuffle.
Prediksi reshufle ini menguat dan tentu sangat beralasan, Selain isu dukungan terhadap Anies Baswedan, ada alasan lain yang mengarah kepada reshufle tersebut.
Diantaranya adalah Rapat Terbatas (ratas) mengenai masalah beras di Istana negara yang tidak dihadiri oleh Dua menteri asal Nasdem.
Baca Juga:
Reshuffle Kabinet Rabu Pon, Presiden Jokowi: Ya, Ditunggu Saja Besok, Rabu Pon Besok
PPP Belum Diajak Bicara Reshuffle Kabinet, Arsul Sani: Presiden Jokowi dan Tuhan yang Tahu
Kerap Sebut Prabowo Capres Potensial, Jokowi Kembali Beri Sinyal Lewat Gibran Rakabuming
Mereka adalah Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar. Para Menteri malah asing melakukan manuver politik dengan Golkar.
Reshuffle Kabinet di Tahun Politik 2023-2024 memang tidak menguntungkan Jokowi. Ada tiga alasan diantaranya adalah
Pertama, Jokowi akan dianggap gentar terhadap pencapresan Anies Baswedan yang diusung oleh Nasdem, Demokrat dan PKS.
Dengan tidak adanya reshufle kabinet membuktikan bahwa Jokowi tidak gentar atas pencapresan Anies tersebut.
Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.
Kedua, dimata publik Nasdem akan tampak seperti dizhalimi dan di intimidasi atas pencapresan Anies Baswedan yang berujung pandangan buruk dari masyarakat terhadap Jokowi.
Hal ini akan meluas tidak hanya permasalahan dengan Nasdem semata.
Tentunya posisi Nasdem sendiri akan lebih clear menjadi oposan badi pemerintah Jokowi yang tentunya hal ini tidak menguntungkan bagi pemerintah.
Ketiga, dengan deklarasi tiga partai terhadap pencapresan Anies Baswedan akan menjadi daya tarik yang kuat bagi partai-partai lain.
Untuk semakin mendekat karena reshuffle membuat posisi Anies dan Nasdem akan semakin kuat dimata publik.
Oleh karena itu, perombakan kabinet di tahun-tahun politik 2023-2024 sebaiknya perlu dihindari.
Manakala Presiden Jokowi tidak mau menambah masalah yang tidak perlu.***
Klik Google News untuk mengetahui aneka berita dan informasi dari editor Hallo Media Network, semoga bermanfaat.